Sejarah Pasar Kramat Jati

Pasar Kramatjati
Pasar Kramat Jati Moderen
Kramat Jati merupakan kelurahan sekaligus kecamatan di Jakarta Timur. Nama ini hanya ditemukan di area meliputi kelurahan Kramat Jati, Batu Ampar, Bale Kambang, Kampung Tengah, Dukuh, Cawang, dan Cililitan. Di kecamatan inilah nama kawasan disebut Condet berada.

Kecamatan ini memiliki letak cukup strategis. Dilewati jalan penghubung Jakarta dan Bogor membuat kawasan ini berkembang cukup pesat. Tapi tidak banyak orang mengetahui dari mana nama Kramat Jati berasal. "Di sini (tempat tinggal Abdussalam) namanya Kampung Kramat. Di sebelahnya ada pasar, dulu banyak pohon jati, disebut Pasar Jati," kata Abdussalam, 78 tahun, "Makanya daerah ini disebut Kramat Jati."

Abdussalam menjelaskan pemberian sebutan kramat untuk kampung tempatnya berdasarkan kebiasaan masyarakat dulu. Kala itu, menurut dia, masyarakat masih memegang kuat ajaran animisme.

Salah satunya dibuktikan dengan adanya makam kuno dianggap keramat. "Ada makam dianggap keramat. Makanya banyak orang menyebut kampung ini Kampung Keramat," ujarnya.

Meski nama Kampung Kramat masih bertahan hingga saat ini, kepercayaan masyarakat terhadap animisme kian lama kian luntur digerus penyebaran Islam.

Sekretaris Jenderal Rumpun Masyarakat Betawi (RMB) Ali mengakui hal itu. Dia bahkan bangga di kawasan tempatnya tinggal ajaran Islam sangat kuat dipegang. "Mulai dari Cililitan sampai Rindam, nggak ada satupun gereja," dia menegaskan.

Selain itu, kawasan Kramat Jati, termasuk Condet, tidak pernah mengenal adanya budaya mengundang keramaian. Misalnya, di daerah ini tidak pernah ada konser musik dangdut. Menurut dia, hal itu merupakan pantangan. "Kalau ada yang ngotot, biasanya bakal kena musibah," tutur Ali.
Alhasil, masyarakat Kramat Jati lebih sering berkesenian bernuansa Islam seperti rebana.
Bahkan, budaya ini tetap lestari hingga saat ini.

Sumber : Merdeka.Com

Posting Komentar untuk "Sejarah Pasar Kramat Jati"